Archive for November 2015
Boruto Naruto the Movie menceritakan tentang generasi
baru Naruto. Tokoh utama dalam movie ini adalah anak dari Naruto dan
Hinata Uzumaki, Boruto Uzumaki. Boruto dikisahkan sebagai bocah yang sama-sama
bersemangat seperti ayahnya, Naruto. Bedanya, dia tidak berambisi menjadi
Hokage di sini, melainkan ingin menjadi lebih baik dari ayahnya, yang notabene
sudah menjadi Hokage. Boruto yang merasa kesepian karena tidak diperhatikan
ayahnya yang sedang sibuk sebagai Hokage di Konohagakure mulai membenci
ayahnya. Tidak seperti Naruto ketika kecil, Boruto tidak ingin menjadi Hokage.
Tetapi dia bercita-cita untuk
melampaui ayahnya agar mendapatkan perhatian ayahnya. Untuk melakukan
hal tersebut, dia berlatih kepada rival sang ayah, Sasuke Uchiha. Sasuke
menuntunnya mengajarkan jurus-jurus ninja terbaik. Bahkan pada trailer
terbarunya, Boruto diperlihatkan mampu mengeluarkan jurus ninja hebat milik
ayahnya, seperti Chidori dan Rasengan. Kalian bisa melihat kumpulan trailer
film Boruto Naruto the Movie melalui artikel
kami sebelumnya.
Film Boruto Naruto The Movie Official Trailer
Walaupun di Indonesia belum dipastikan kapan tanggalnya,
namun beberapa wilayah seperti di Amerika sudah dipastikan dirilis oleh
penerbit Viz Media. Mereka memastikan bakal membawa Boruto
Naruto the Movie ke layar lebar di Amerika Utara, dengan pemiere
pertamanya berlangsung 10 Oktober mendatang, atau di tanggal yang sama ketika Naruto
berulang tahun (kami penasaran apakah bakal ada event khusus selama penayangan
film ini di hari spesial tersebut). Sedangkan di Australia, pihak Madman
Entertainment juga mengkonfirmasikan jika film ini bakal hadir di sana (seperti
diperlihatkan melalui trailer di atas, yang dirilis oleh Madman), meskipun
tanggalnya belum dipastikan.
Viz Media dan Eleven Arts bergabung membawa film ini
ke 80 kota Amerika Utara, termasuk New York, San Diego, San Francisco,
Houston, Dallas, Los Angeles, dan Seattle. Dengan
tanggal premiere-nya 10 Oktober, Boruto Naruto the Movie masih
diperlakukan sama seperti Tle Last: Naruto the Movie, yang ditayangkan dalam
bahasa Jepang, namun dengan subtitle Inggris.
Sayangnya, mereka para penonton film Boruto Naruto the
Movie ini di luar Jepang tidak mendapatkan kesempatan yang
sama, mendapatkan one-shoot manga khusus yang digambar langsung
oleh Masashi Kishimoto, menceritakan tentang hari dimana Naruto dilantik
menjadi Hokage ketujuh. Seperti kami beritakan sebelumnya, pihak studio Pierrot
dan Toho di Jepang menyediakan hadiah khusus yang disebut Naruto:
Hiden Zai no Sho Official Movie Book pada mereka yang menghadiri screening film
ini di Jepang. Disediakan 200 juta gift untuk penonton pertama film ini.
Jumlahnya hampir dua kali total populasi Jepang. Sepertinya siapapun
berkesempatan mendapatkan hadiah manga “The Day Naruto Became Hokage,” chapter
terakhir dari manga Naruto (chapter 700) yang dicetak full color juga
dimasukkan dalam palet hadiah ini, dan juga concept art
serta databook untuk Boruto Naruto the Movie!
Selain itu, kalian juga bisa membaca Boruto: Road to B,
sebuah manga Boruto one shot untuk majalah Weekly Shonen Jump Shueisha
edisi ke-36 tahun ini, yang ditulis pencipta mangaNaruto, Masashi Kishimoto dan
Kenji Taira (Naruto Spin-Off: Rock Lee & His Ninja Pals), melalui artikel
kami sebelumnya. Manga singkat ini merupakan kolaborasi yang
dilakukan bersama dengan perilisan film Boruto
Naruto the Movie. Oh ya, kalian juga bisa menantikan (bahkan mengendalikan)
aksi Boruto dan Sarada melalui game Naruto Shippuden terbaru, Ultimate
Ninja Storm 4, yang bakal dirilis Februari 2016 mendatang!
Film Boruto Naruto the Movie Resmi Bakal Tayang di Indonesia!
0Tak lagi mampu ditangani seorang diri, Ubisoft akhirnya mulai menerapkan sistem yang sama seperti yang ditawarkan Activision untuk franchise miliaran USD yang juga jadi sumber uang utamanya – Call of Duty. Setelah ditangani hanya oleh Ubisoft Montreal selama ini, didukung dengan rilis Assassin’s Creed Unity yang dipenuhi masalah teknis, Ubisoft akhirnya memutuskan untuk mulai menggilir poses pengembangan game open-world bertema sejarah andalannya ini ke developer yang lain – Ubisoft Quebec. Tahun 2015 menjadi ajang pembuktian Quebec yang selama ini hanya berperan sebagai developer pendukung. Jawaban yang mereka tawarkan mengalir bersama dengan timeline yang kian maju di Assassin’s Creed Syndicate.
Sebagian besar Anda yang sudah menyimak artikel preview kami tampaknya sudah mengerti apa yang ia tawarkan. Seperti yang sempat kami bahas sebelumnya, kesan pertama yang ia tawarkan memang lebih solid dibandingkan apa yang ditawarkan Montreal di Assassin’s Creed Unity. Unity lebih terasa seperti sebuah proyek eksperimental yang berusaha mendorong franchise populer ini ke level yang baru, terutama dari sisi kualitas visual dan kosmetik. Sebuah kebijakan yang jadi bumerang mematikan, apalagi dengan kritik pedas yang mengalir di sana-sini. Assassin’s Creed Syndicate jadi proyek pembelajaran. Mereka mengerti apa yang salah dengan Unity, menghindari hal yang membuat gamer marah, mengembalikan apa yang membuatnya dicintai, dan menawarkan sebuah setting dan karakter baru di dalamnya.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Assassin’s Creed Syndicate ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai seri solid yang tak banyak berbeda? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
PLOT
Maka seperti seri-seri AC sebelumnya, ia masih berkisar soal pertarungan antara Templar vs Assassin.
Dari segi plot, seperti kebiasaan di seri seri sebelumnya, tak ada banyak hal yang berbeda di Syndicate. Anda masih terjebak dalam pertarungan klasik antara para Assassin dan Templar yang tak pernah jelas ujungnya dengan agenda masing-masing. Assassin percaya bahwa dunia sudah selayaknya berada di kekuasaan dan keputusan yang banyak, sementara Templar berjuang untuk mengendalikan segala sesuatunya dalam kekuasaan yang lebih otiriter. Keduanya bertarung di balik bayangan sejarah dan menjadi kekuatan yang mempengaruhi banyak ikon sejarah yang selama ini kita kenal. Assassin’s Creed Syndicate masih berkisah dengan benang merah yang sama. Bedanya? Kali ini pertempuran tersebut terjadi di masa Revolusi Industri, Inggris.
Anda kini berperan sebagai saudara kembar Fryes – Jacob Frye dan Evie Frye
Mengikuti jejak sang orang tua, mereka berambisi membebaskan London dari cengkeraman Templar yang dipimpin oleh Starrick.
Tapi keduanya punya metode berbeda. Jacob percaya bahwa menghancurkan gang yang jadi pondasi kekuasaan Templar – Blighters adalah kunci utama untuk memenangkan pertarungan yang terlihat “mustahil” ini.
Sementara Evie ingin merebut dan melumpuhkan “senjata utama” Templar – Piece of Eden.
Tantangan seperti apa yang harus dihadapi keduanya?
Lantas, tantangan seperti apa saja yang harus dihadapi oleh Jacob dan Evie Frye? Mampukah mereka membebaskan London dari kekuasaan para Templar? Apakah mereka akan menemukan Piece of Eden yang baru? Semua jawaban dari pertanyaan tersebut bisa Anda dapatkan dengan memainkan Assassin’s Creed Syndicate ini.
Review and source : JagatPlay
Review Assasin's Creed Syndicate : Solid Tapi Tak Banyak Berbeda !
0Halo 5 : Guardians Buka kemungkinan Tuju PC
Jika ada satu hal yang bisa ditangkap dari semua kebijakan yang tengah ditempuh Microsoft saat ini, maka niat mereka untuk mulai memperlakukan PC sebagai pasar potensial gaming bisa jadi yang paling menggembirakan. Setelah dianaktirikan cukup lama, Microsoft mulai berbenah. Sang boss Xbox – Phil Spencer beberapa waktu lalu bahkan mengungkapkan ketertarikannya untuk melemparkan game-game terbaik Xbox 360 di platform terkuat ini, walaupun juga jujur mengungkapkan fokus mereka ke Xbox One saat ini. Tak berhenti di sana saja, mengikuti tren banyaknya game-game “eksklusif’ Xbox One yang hijrah ke PC, besar kemungkinan hal yang sama juga akan terjadi di Halo 5: Guardians.
Sebuah seri baru Halo untuk PC? Mimpi tersebut tampaknya bukan tak mungkin. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Frank Connor – Director Halo 5: Guardians dalam wawancaran terbarunya di Twitch. Menanggapi pertanyaan fans yang ingin tahu apakah Halo 5: Guardians versi PC adalah sesuatu yang mungkin, Connor hadir dengan respon yang sangat positif.
Ia menjelaskan bahwa jelas Microsoft saat ini memang tengah berusaha menyempurnakan pengalaman Windows mereka di beragam platform, dimana banyak fitur Windows 10 juga akan tiba di Xbox dan sebaliknya. Connor mengaku bahwa kemungkinan untuk Halo 5: Guardians versi PC sangat terbuka. Apalagi mengingat mereka membangun game ini di atas aristektur yang dengan mudahnya bisa mereka pindahkan ke PC sekaligus memanfaatkan ekstra performa yang ditawarkan oleh platform tersebut. Namun Connor kembali menegaskan, saat ini ia tak punya apapun untuk diumumkan ke gamer PC.
Melihat jawaban ini, keputusan untuk menghadirkan Halo 5: Guardians ke PC tampaknya berada di tangan Microsoft, apalagi dengan Connor yang memperlihatkan ketertarikan tinggi. Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik dengan Halo 5: Guardians jika memang game ini suatu saat memang benar tiba di PC?
Source : JagatPlay
Jika ada satu hal yang bisa ditangkap dari semua kebijakan yang tengah ditempuh Microsoft saat ini, maka niat mereka untuk mulai memperlakukan PC sebagai pasar potensial gaming bisa jadi yang paling menggembirakan. Setelah dianaktirikan cukup lama, Microsoft mulai berbenah. Sang boss Xbox – Phil Spencer beberapa waktu lalu bahkan mengungkapkan ketertarikannya untuk melemparkan game-game terbaik Xbox 360 di platform terkuat ini, walaupun juga jujur mengungkapkan fokus mereka ke Xbox One saat ini. Tak berhenti di sana saja, mengikuti tren banyaknya game-game “eksklusif’ Xbox One yang hijrah ke PC, besar kemungkinan hal yang sama juga akan terjadi di Halo 5: Guardians.
Sebuah seri baru Halo untuk PC? Mimpi tersebut tampaknya bukan tak mungkin. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Frank Connor – Director Halo 5: Guardians dalam wawancaran terbarunya di Twitch. Menanggapi pertanyaan fans yang ingin tahu apakah Halo 5: Guardians versi PC adalah sesuatu yang mungkin, Connor hadir dengan respon yang sangat positif.
343 Industries secara terbuka menyebut bahwa kemungkinan Halo 5: Guardians untuk PC sangat terbuka.
Melihat jawaban ini, keputusan untuk menghadirkan Halo 5: Guardians ke PC tampaknya berada di tangan Microsoft, apalagi dengan Connor yang memperlihatkan ketertarikan tinggi. Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik dengan Halo 5: Guardians jika memang game ini suatu saat memang benar tiba di PC?
Source : JagatPlay
Halo 5 : Guardians Buka kemungkinan Tuju PC
0
Lebih
dari 10 tahun sejak kemunculannya untuk pertama kali di konsol andalan Sony –
Playstation 2, Kingdom Hearts memang telah mencuri hati jutaan gamer di seluruh
dunia. Gamer mana yang tidak akan jatuh cinta dengan seri ini? Menggabungkan
dua dunia – Final Fantasy dan Disney dalam sebuah petualangan epik yang
mempertemukan para karakter ikoniknya dalam sebuah cerita kompleks nan memukau,
Kingdom Hearts menjadi fenomena baru. Pelan namun pasti, Square Enix membangun
sebuah saga lewat serangkaian seri yang dirilis lintas platform. Tidak mengherankan jika antisipasi begitu tinggi begitu sang seri ketiga yang sudah
lama dinantikan – Kingdom Hearts III mengemuka di E3 2013. Lantas,
apa yang pantas untuk dinantikan di seri yang satu ini?
Selain
penggunaan engine terbaru yang memang memperlihatkan peningkatan visualisasi di
teaser awal, Tetsuya Nomura – sang direktur franchise akhirnya berbagi sedikit
ekstra detail di sisi yang lain. Kembali membawa perjalanan Sora, Goofy, dan
Donald untuk mencari dan melindungi Kingdom hearts yang masih misterius, Nomura
mengkonfirmasikan bahwa Kingdom Hearts III akan menjadi seri yang terakhir. Ia
akanmenutup cerita inti yang berkisar pada sosok Sora – menjadi kesimpulan dari
cerita dan pertarungan yang sudah ia kobarkan selama 10 tahun terakhir ini.
Apakah ini berarti Kingdom Hearts tidak akan ada lagi setelah seri ini? Tentu
saja tidak. Nomura menegaskan bahwa franchise ini akan terus berlanjut,
mungkin dengan karakter dan cerita yang baru.
Nomura mengkonfirmasikan bahwa Kingdom Hearts III akan menjadi seri terakhir dari kisah pertarungan Sora. Walaupun demikian, franchise ini sendiri akan terus berlanjut, mungkin dengan cerita dan karakter baru.
Source : JagatPlay















